October 30, 2008

Sukma Timur


Aku menatap lurus ketimur, ke sebuah titik yang terang
Aku mendapati diriku, terkibas angin seberang

Saat harus kembali, kemanakah kita akan kembali
Saat harus memutuskan, apakah yang hendak diputuskan
Saat harus melihatnya, ternyata hanya sebatas kenangan
Semuanya tinggal satu kata, rindu


Original words by Putty Angelica

10 comments:

Anonymous said...

Puisi yang bagus dan penuh makna :)

The Green Planet said...

trima kasih...

ilham azwar said...

blog nya bgus
gue suka yang adam dan hawa
keren tuh kata2nya
duh kamu kayak nya indah bgt tuh hati nya
boleh kenal lebih deket?

Anonymous said...

wah keren puisinya. bikin sendiri kan puisinya? hehe.. yadah, salam kenal and met berkat\rya

Eva Caroline said...

nice poetry, aku sudah pasang link kamu named putty angelica, mohon aku di link back ya..thanks..keep in touch

Anonymous said...

bagus dan indah biarpun pendek tapi sudah dua hari aku coba cari maknanya gak dapet mungkin ilmu aku belum nyampe kesitu, mungkin juga seperti kata pepatah seorang pencinta seni tau dan mengerti hasil karyanya sendiri tak perlu orang lain mampu mengetahuinya.

seperti masuk kamar kulihat ada lemari yang indah, aku hanya mampu berkata lemari itu indah padahal yang empunya lebih tau di dalam lemari itu lebih idah karena bertabur emas dan berlian.

(sayang ya aku hanya tau lemari yang indah saja tetapi dalamnya aku tidak tau, kalau kamu berbaik hati pasti kamu mau share sama aku)

-dnahdiar-

o ia diblog aku dan piano -d- juga tinggalkan komen n pertanyaan, masih belum sempat jawab ya benar/ gak komennya? (thx)

Anonymous said...

Aku menatap lurus kebarat, ke sebuah titik yang gelap
Aku tak mendapati diriku, terkibas angin seberang

jika lupa kembali, terpikirkah kita akan kembali
jika tak memutuskan, apakah yang terlupa diputuskan
jika tak melihatnya, mungkin hanya sebatas kenangan
kini tinggal tak lagi satu kata, ada rindu, ada asa, ada angan, namun sendiri berteman sepi..

maaf yah dah berani merubah dikit aja... lagi pengen nambahin aja karena itu puisi yang bagus... dan yang disadur hanya mewakili hati yang lain aja...
Bravo untuk puisinya put...

The Green Planet said...

Hehehe... gpp

Anonymous said...

sbenernya kerinduan apa kebimbangan sich put?

Mohamad Nafis said...

kalau rindu pulang dong put...

dinding rumah yang diam
menggurat jejak langkah yang tertinggal
menanti usapan kembali
untuk guratan baru yang akan kembali terhempas
namun tetap berada